oleh Agus Sunyoto
Sore usai shalat asyar, para santri berkerumun di depan musholla membaca berita baru di Mading hasil print unduhan dari Arrahmah.com. Isi berita itu sbb:
Ditemukan soal ujian madrasah sebut Gus Dur lengser karena Korupsi
DEPOK (Arrahmah.com) - Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kembali terusik. Setelah politikus Partai Demokrat Sutan Bhatoegana yang mengatakan bahwa Gus Dur lengser karena kasus korupsi, kini nama Gus Dur kembali dikaitkan dengan permasalahan tersebut.
Hal itu ditemukan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Karimiyah KH Ahmad Damanhuri, dalam soal ujian semester ganjil dengan mata pelajaran sejarah untuk siswa Madrasah Aliyah (MA). Dalam soal ujian dalam bentuk pilihan ganda tersebut, ditanyakan apa penyebab jatuhnya pemerintahan Abdurrahman Wahid? Mata pelajaran Sejarah yang diujikan pada Rabu lalu itu menuai keperihatinan dari kaum Nahdliyin.
"Memang ada beberapa pilihan jawaban di sana, namun di kunci jawaban mengatakan bahwa Gus Dur lengser karena kasus Brunei Gate dan Bulog Gate. Jelas, ini sangat menyesatkan masyarakat dan para siswa yang tidak tahu apa-apa," ujarnya kepada wartawan, Jumat (7/12) seperti dilansir okezone.
Soal ujian yang dibuat Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (MK2MA) Provinsi Jawa Barat itu, dinilai Damanhuri tidak etis dan menyesatkan. Ia meminta agar pembuat soal ujian tersebut diproses secara hukum.
"Pembuat soal ujian harus diproses, tidak benar bahwa Gus Dur lengser karena kasus tersebut dan harus ada pelurusan sejarah. Selain itu, tidak ada di buku pelajaran Sejarah bahwa Gus Dur turun dari jabatannya karena kasus korupsi, dan siswa kami pun tidak pernah mempelajari sejarah tersebut," paparnya.
Para siswa yang mendapatkan soal ujian itu, dikatakan Damanhuri, tidak mengetahui apa-apa tentang Gus Dur. Karena saat itu mereka masih duduk di Sekolah Dasar (SD).
"Tidak logis jika soal tersebut diberikan kepada siswa Madrasah Aliyah saat ini," jelasnya.
Para santri saling pandang dengan heran usai membaca berita. Sebentar kemudian mereka mendatangi Guru Sufi, meminta pendapat bijak tentang berita bernuansa fitnah itu. “Kenapa ada soal ujian kok seperti itu, Mbah Kyai?” tanya Sule penasaran diikuti teriakan santri-santri.
Guru Sufi mengangkat tangan, menginginkan santri-santri tidak gaduh. Setelah semua tenang, Guru Sufi bicara tenang,”Semua itu pangkalnya dari makam Gus Dur.”
“Walah Mbah Kyai, bagaimana soal ujian berhubungan dengan makam Gus Dur?” tanya Sule.
“Kalian sudah pernah ziarah ke makam Gus Dur?” Guru Sufi bertanya balik.
“Hari Sabtu lalu kami ziarah ke Gus Dur, Mbah Kyai,” sahut sule.
“Bagaimana keadaan peziarah?”
“Membludak, Mbah Kyai.”
“Nah, itulah yang bikin sakit hati orang-orang yang anti ziarah kubur dan membenci pengkultusan individuan seseorang. Mereka itu diam-diam marah dan sakit hati melihat “kemunkaran” dalam bentuk penyembahan kuburan seseorang yang dianggap wali oleh masyarakat. Mereka berikhtiar agar “kemunkaran” itu bisa diberantas tuntas,” kata Guru Sufi menjelaskan.
“Tapi apa hubungannya dengan soal ujian?” tanya Sule belum faham.
“Lha kalau jawaban ujian itu diyakini kebenarannya, yaitu bahwa Gus Dur lengser dari jabatan presiden karena kasus korupsi dalam Bulogate dan Bruneigate, apa kira-kira yang diyakini para siswa yang menjawab soal itu?” tanya Guru Sufi.
“Ya mereka akan menganggap Gus Dur koruptor,” sahut Sule mulai memahami.
“Kalau seseorang sudah distigma sebagai koruptor, mungkinkah orang akan menziarahi makamnya dan bahkan tabbarukan di kuburnya?” tanya Guru Sufi.
“Woo gitu nggih mbah kyai,” Sule garuk-garuk kepala,”Berarti itu bisa diduga perbuatan penganut agama badui gurun Nejd...”
Sore usai shalat asyar, para santri berkerumun di depan musholla membaca berita baru di Mading hasil print unduhan dari Arrahmah.com. Isi berita itu sbb:
Ditemukan soal ujian madrasah sebut Gus Dur lengser karena Korupsi
DEPOK (Arrahmah.com) - Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kembali terusik. Setelah politikus Partai Demokrat Sutan Bhatoegana yang mengatakan bahwa Gus Dur lengser karena kasus korupsi, kini nama Gus Dur kembali dikaitkan dengan permasalahan tersebut.
Hal itu ditemukan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Karimiyah KH Ahmad Damanhuri, dalam soal ujian semester ganjil dengan mata pelajaran sejarah untuk siswa Madrasah Aliyah (MA). Dalam soal ujian dalam bentuk pilihan ganda tersebut, ditanyakan apa penyebab jatuhnya pemerintahan Abdurrahman Wahid? Mata pelajaran Sejarah yang diujikan pada Rabu lalu itu menuai keperihatinan dari kaum Nahdliyin.
"Memang ada beberapa pilihan jawaban di sana, namun di kunci jawaban mengatakan bahwa Gus Dur lengser karena kasus Brunei Gate dan Bulog Gate. Jelas, ini sangat menyesatkan masyarakat dan para siswa yang tidak tahu apa-apa," ujarnya kepada wartawan, Jumat (7/12) seperti dilansir okezone.
Soal ujian yang dibuat Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (MK2MA) Provinsi Jawa Barat itu, dinilai Damanhuri tidak etis dan menyesatkan. Ia meminta agar pembuat soal ujian tersebut diproses secara hukum.
"Pembuat soal ujian harus diproses, tidak benar bahwa Gus Dur lengser karena kasus tersebut dan harus ada pelurusan sejarah. Selain itu, tidak ada di buku pelajaran Sejarah bahwa Gus Dur turun dari jabatannya karena kasus korupsi, dan siswa kami pun tidak pernah mempelajari sejarah tersebut," paparnya.
Para siswa yang mendapatkan soal ujian itu, dikatakan Damanhuri, tidak mengetahui apa-apa tentang Gus Dur. Karena saat itu mereka masih duduk di Sekolah Dasar (SD).
"Tidak logis jika soal tersebut diberikan kepada siswa Madrasah Aliyah saat ini," jelasnya.
Para santri saling pandang dengan heran usai membaca berita. Sebentar kemudian mereka mendatangi Guru Sufi, meminta pendapat bijak tentang berita bernuansa fitnah itu. “Kenapa ada soal ujian kok seperti itu, Mbah Kyai?” tanya Sule penasaran diikuti teriakan santri-santri.
Guru Sufi mengangkat tangan, menginginkan santri-santri tidak gaduh. Setelah semua tenang, Guru Sufi bicara tenang,”Semua itu pangkalnya dari makam Gus Dur.”
“Walah Mbah Kyai, bagaimana soal ujian berhubungan dengan makam Gus Dur?” tanya Sule.
“Kalian sudah pernah ziarah ke makam Gus Dur?” Guru Sufi bertanya balik.
“Hari Sabtu lalu kami ziarah ke Gus Dur, Mbah Kyai,” sahut sule.
“Bagaimana keadaan peziarah?”
“Membludak, Mbah Kyai.”
“Nah, itulah yang bikin sakit hati orang-orang yang anti ziarah kubur dan membenci pengkultusan individuan seseorang. Mereka itu diam-diam marah dan sakit hati melihat “kemunkaran” dalam bentuk penyembahan kuburan seseorang yang dianggap wali oleh masyarakat. Mereka berikhtiar agar “kemunkaran” itu bisa diberantas tuntas,” kata Guru Sufi menjelaskan.
“Tapi apa hubungannya dengan soal ujian?” tanya Sule belum faham.
“Lha kalau jawaban ujian itu diyakini kebenarannya, yaitu bahwa Gus Dur lengser dari jabatan presiden karena kasus korupsi dalam Bulogate dan Bruneigate, apa kira-kira yang diyakini para siswa yang menjawab soal itu?” tanya Guru Sufi.
“Ya mereka akan menganggap Gus Dur koruptor,” sahut Sule mulai memahami.
“Kalau seseorang sudah distigma sebagai koruptor, mungkinkah orang akan menziarahi makamnya dan bahkan tabbarukan di kuburnya?” tanya Guru Sufi.
“Woo gitu nggih mbah kyai,” Sule garuk-garuk kepala,”Berarti itu bisa diduga perbuatan penganut agama badui gurun Nejd...”
You have read this article Badui /
Gus Dur
with the title Gus Dur Lengser dan Badui Nejd. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/12/gus-dur-lengser-dan-badui-nejd.html. Thanks!
No comment for "Gus Dur Lengser dan Badui Nejd"
Post a Comment