Minggu sore usai Asyar itu pesantren sufi gempar. Pasalnya, pada acara lomba matematika yang bertema "Mencari Jalan Keluar Kreatif" itu, seorang sarjana lulusan perguruan tinggi unggulan dari jurusan matematika dikalahkan oleh santri-santri usia sekolah dasar kelas lima. Soal-soal matematika yang diselesaikan oleh Fredy, sang sarjana matematika selama 15 menit, ternyata diselesaikan para santri dalam tempo kurang dari 5 menit.
Terheran-heran Fredy bertanya kepada Guru Sufi tentang metode yang digunakan para santri itu.
Singkat Guru Sufi menyatakan bahwa sistem yang digunakan para santri dikenal sebagai Weda Matematika.
"Weda Matematika?" sahut Fredy,"Apa itu?"
"Ya matematika temuan orang India yang digunakan secara terbatas, yang berkembang juga di Nusantara."
"Woo begitu ya?" Fredy manggut-manggut sambil melihat hasill hitungan para santri di whiteboard,"Tapi mohon sedikit petunjuk, bagaimana logika menghitung perkalian 92 x 97 dengan hasil 8924 bisa dilakukan hanya dalam tempo 10 detik?"
Sufi Sudrun maju ke white board dan menjelaskan logika hitung yang telah digunakan para santri. dan saat itu, Fredy manggut-manggut dan kemudian geleng-geleng kepala sambil menggumam,"Selama ini kita didoktrin oleh satu sudut pandang doktriner, sehingga tidak bisa melihat sudut pandang lain. Sungguh, selama ini kita sudah dibodohkan."
"Jangan bilang kita Mas Fredy," sahut Sufi Sudrun,"Itu sampeyan."
"He he, benar kang."
Sufi Sudrun lalu menghitung soal 1 dibagi 19 dengan hasil 0,052631578947368421 dalam tempo kurang dari 25 detik. Fredy lagi-lagi menggeleng-gelengkan kepala mengikuti sistem logika matematis yang digunakan untuk memecahkan soal yang tak tertampung dalam kalkukator satuannya itu. Dan akhirnya, Fredy memohon kepada Guru Sufi untuk tidak menyebar-luaskan ilmu yang disebut Weda Matematika itu, soalnya hal itu akan membawa perubahan besar di mana murid-murid sekolah yang selama ini takut dan stress setiap kali mengikuti pelajaran matematika akan berubah menjadi menyenanginya. "Dan kami kuatir, jurusan matematika bisa tutup karena orang ramai-ramai belajar Weda Matematika,"kata Fredy berharap.
Guru Sufi ketawa. Sufi Sudrun ketawa. Santri-santri ketawa melihat kegentaran dan kecemasan Fredy yang kelihatannya takut kehilangan pekerjaan itu.
Terheran-heran Fredy bertanya kepada Guru Sufi tentang metode yang digunakan para santri itu.
Singkat Guru Sufi menyatakan bahwa sistem yang digunakan para santri dikenal sebagai Weda Matematika.
"Weda Matematika?" sahut Fredy,"Apa itu?"
"Ya matematika temuan orang India yang digunakan secara terbatas, yang berkembang juga di Nusantara."
"Woo begitu ya?" Fredy manggut-manggut sambil melihat hasill hitungan para santri di whiteboard,"Tapi mohon sedikit petunjuk, bagaimana logika menghitung perkalian 92 x 97 dengan hasil 8924 bisa dilakukan hanya dalam tempo 10 detik?"
Sufi Sudrun maju ke white board dan menjelaskan logika hitung yang telah digunakan para santri. dan saat itu, Fredy manggut-manggut dan kemudian geleng-geleng kepala sambil menggumam,"Selama ini kita didoktrin oleh satu sudut pandang doktriner, sehingga tidak bisa melihat sudut pandang lain. Sungguh, selama ini kita sudah dibodohkan."
"Jangan bilang kita Mas Fredy," sahut Sufi Sudrun,"Itu sampeyan."
"He he, benar kang."
Sufi Sudrun lalu menghitung soal 1 dibagi 19 dengan hasil 0,052631578947368421 dalam tempo kurang dari 25 detik. Fredy lagi-lagi menggeleng-gelengkan kepala mengikuti sistem logika matematis yang digunakan untuk memecahkan soal yang tak tertampung dalam kalkukator satuannya itu. Dan akhirnya, Fredy memohon kepada Guru Sufi untuk tidak menyebar-luaskan ilmu yang disebut Weda Matematika itu, soalnya hal itu akan membawa perubahan besar di mana murid-murid sekolah yang selama ini takut dan stress setiap kali mengikuti pelajaran matematika akan berubah menjadi menyenanginya. "Dan kami kuatir, jurusan matematika bisa tutup karena orang ramai-ramai belajar Weda Matematika,"kata Fredy berharap.
Guru Sufi ketawa. Sufi Sudrun ketawa. Santri-santri ketawa melihat kegentaran dan kecemasan Fredy yang kelihatannya takut kehilangan pekerjaan itu.
You have read this article with the title Weda Matematika. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/10/weda-matematika.html. Thanks!
No comment for "Weda Matematika"
Post a Comment