Saat ini, Kamis malam Jum'at 67 tahun silam, Bung Karno mempersiapkan naskah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Bung Karno sudah yakin bahwa tanggal 17 adalah tanggal tepat yang dipilihnya untuk menjadi momen penting bagi sejarah kemerdekaan bangsanya. Sebab tanggal 17 Ramadhan adalah momen turunnya Al-Qur'an sebagai anugerah rahmat dan kemuliaan bagi manusia. Momen turunnya l-Qur'an yang dikenal sebagai Nuzulul Qur'an itulah yang akan dijadikan momen bersejarah untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsanya yang selama berabad-abad dibenamkan ke lembah jahiliyyah penjajahan. Kemerdekaan adalah anugerah rahmat yang mulia dari Allah Yang Mahakuasa.
Gagasan Bung Karno untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsanya yang terjajah pada tanggal 17 Agustus 1945 -- yang terilhami turunnya Al-Qur'an -- tidak serta merta berjalan mulus. Sebab sebagian pemuda berpikiran liberal yang tidak mengenal pertimbangan religius simbolik berkeinginan agar Bung Karno sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Begitulah, mereka beramai-ramai menculik Bung Karno dan membawanya ke Rengasdengklok dengan harapan agar berkenan memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia esok hari.
Bung Karno adalah Bung Karno. Meski di bawah tekanan dan agitasi, tetap tidak bergeming dengan gagasan yang sudah dipikirkan matang dan dipersiapkan pelaksanaannya. Tidak perduli apa pun alasan yang diajukan para penculiknya, Bung Karno bersikukuh untuk memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17. Demikianlah, pada hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi, Bung Karno memproklamasikan Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang dianggapnya sebagai momen turunnya rahmat kemuliaan Allah kepada Bangsa Indonesia sebagai turunnya rahmat Allah dalam wujud Al-Qur'an pada 17 Ramadhan.
Para Founding Father yang memahami pikiran dasar Bung Karno dalam menentapkan proklamasi pada tanggal 17 itulah yang pada gilirannya mengilhami lahirnya preambule Undang-undang Dasar 1945 yang diawali dengan kalimat: "Atas Berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa...", yang merupakan pertimbangan religius bagi pembentukan Negara Indonesia yang dianggap sebagai 'berkah rahmat' dari Allah Yang Mahakuasa. Demikianlah, hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945, tepat bulan Ramadhan terpateri sebagai momen bersejarah bagi bangsa yang menerima rahmat kemerdekaan dari Allah Yang Mahakuasa yang diprolamasikan lewat lisan Soekarno:
Kami Bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Gagasan Bung Karno untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsanya yang terjajah pada tanggal 17 Agustus 1945 -- yang terilhami turunnya Al-Qur'an -- tidak serta merta berjalan mulus. Sebab sebagian pemuda berpikiran liberal yang tidak mengenal pertimbangan religius simbolik berkeinginan agar Bung Karno sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Begitulah, mereka beramai-ramai menculik Bung Karno dan membawanya ke Rengasdengklok dengan harapan agar berkenan memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia esok hari.
Bung Karno adalah Bung Karno. Meski di bawah tekanan dan agitasi, tetap tidak bergeming dengan gagasan yang sudah dipikirkan matang dan dipersiapkan pelaksanaannya. Tidak perduli apa pun alasan yang diajukan para penculiknya, Bung Karno bersikukuh untuk memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17. Demikianlah, pada hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi, Bung Karno memproklamasikan Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang dianggapnya sebagai momen turunnya rahmat kemuliaan Allah kepada Bangsa Indonesia sebagai turunnya rahmat Allah dalam wujud Al-Qur'an pada 17 Ramadhan.
Para Founding Father yang memahami pikiran dasar Bung Karno dalam menentapkan proklamasi pada tanggal 17 itulah yang pada gilirannya mengilhami lahirnya preambule Undang-undang Dasar 1945 yang diawali dengan kalimat: "Atas Berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa...", yang merupakan pertimbangan religius bagi pembentukan Negara Indonesia yang dianggap sebagai 'berkah rahmat' dari Allah Yang Mahakuasa. Demikianlah, hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945, tepat bulan Ramadhan terpateri sebagai momen bersejarah bagi bangsa yang menerima rahmat kemerdekaan dari Allah Yang Mahakuasa yang diprolamasikan lewat lisan Soekarno:
Kami Bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
You have read this article with the title Nuzulul Qur'an dan Proklamasi Kemerdekaan. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/10/nuzulul-quran-dan-proklamasi-kemerdekaan.html. Thanks!
good artikel
ReplyDeletedomino qiu qiu