JABANG TETUKO - Kawah Condrodimuko

Sejak krisis ekonomi melanda Amerika yang dampaknya mendunia, usaha-usaha swasta nasional banyak yang gulung tikar diikuti PHK yang sambung-menyambung. Dengan sedikit pesangon hasil PHK, para pengangguran baru banyak melirik usaha berjualan makanan mulai warung, cafe, depot, lapak PK-5, rombong, warung mobil. Bahkan tidak kurang yang berspekulasi menjual barang-2 ditambah pesangon, beli Ruko dan jualan makanan yg diharap akan laris.

         Beda harapan beda pula kenyataan. Banyak usaha dagang makanan itu yang sepi pembeli dan akhirnya gulung tikar. Pasalnya, jumlah orang yang berjualan dengan jumlah pembeli sangat tidak seimbang. dalam sehari, bisa muncul 2000 orang pedagang baru, sedang pembelinya rata-rata sudah tidak punya uang. Apalagi untuk berbagai jenis barang, sekarang banyak yang dijual dengan sistem door to door atau lewat internet.

         Sukirlan, sepupu Sukiran, yang baru saja kena PHK dengan pesangon Rp 25 juta berusaha melanjutkan usaha dengan berjualan Ayam Goreng Bumbu Pedes khas Pulau Dewata. Di antara sederet warung dan depot, ia mulai mempromosikan dagangannya lewat SMS, Facebook, Twitter, Kaskus, Website, poster, dan lain-lain. Bahkan sebelum membuka warung, Sukirlan sudah meminta doa restu kepada Guru Sufi. Tapi saat itu Sufi Jadzab yang bercanda dengan Guru Sufi tanpa diduga berteriak-teriak,"JABANG TETUKO! JABANG TETUKO! Mlebu Kawah Condrodimuko!"

        Tak faham dengan isyarah yang disampaikan Sufi Jadzab, Sukirlan menganggap isyarah itu sebagai berkah. Ia menafsirkan ucapan Sufi Jadzab sebagai restu, bahwa warung yang dibukanya akan kuat dan sakti seperti kisah Jabang tetuko yang digodok di kawah Condrodimuko dan saat dewasa menjadi Gatutkaca. Namun saat warungnya sepi dan makin lama makin sunyi-senyap hingga terancam gulung tikar, Sukirlan menghadap Guru Sufi dan menuturkan bagaimana usaha warungnya terancam bangkrut.

         Guru Sufi hanya ketawa sambil mengingatkan ucapan Sufi Jadzab tentang "JABANG TETUKO & Kawah Condrodimuko". dengan sabar Guru Sufi berkata,"Harusnya, sampeyan tanya dulu apa makna Mbah Kyai Jadzab bicara seperti itu. Soalnya, itu berhubungan dengan berhasil dan tidaknya usaha sampeyan."

        "Oo begitu toh Mbah Kyai," sahut Sukirlan garuk-garuk kepala,"Kalau boleh tahu apa makna ucapan Mbah Sufi Jadzab waktu itu?"

        "Beliau bilang JABANG TETUKO itu memiliki makna singkatan kata," sahut Guru Sufi menjelaskan,"Maksud JABANG TETUKO - JAman BANGkrut, sing TEko ora TUku, sing TUku ora teKO."

        "Jadi...?" gumam Sukirlan menahan nafas.

        "JABANG TETUKO bermakna, Jaman Bangkrut yang Datang tidak Beli, yang Beli tidak Datang."

        "Walaah, makanya isteri dan pelayan saya sampai tidur nunggu pembeli tidak ada yang datang... Ooo Jabang Tetuko..."

        "Dan makna Kawah Condrodimuko, adalah kwah panas mendidih yang berfungsi melebur segala bentuk materi, angan-angan duniawi, benda-benda yang fana, dan hasrat rendah duniawi. Semua angan-angan kosong duniawi akan merana dan lebur di dalam kawah Condrodimuko," kata Guru Sufi.

       Sukirlan memijit-mijit keningnya yang mendadak berdenyut-denyut sambil menggumam,"Alamaaak. Jabang Tetuko!"
You have read this article with the title JABANG TETUKO - Kawah Condrodimuko. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/10/jabang-tetuko-kawah-condrodimuko.html. Thanks!

No comment for "JABANG TETUKO - Kawah Condrodimuko"

Post a Comment