Pagi-pagi usai belanja di pasar, ibu-ibu dari kampung sebelah berkerumun di halaman pesantren sufi. Sewaktu melihat Guru Sufi keluar dari mushola, mereka berhamburan mendekat dan melaporkan perihal kenaikan barang-barang di pasar yang tak mereka sangka-sangka. "Perasaan, baru tadi malam nonton TV orang-orang bicara tentang rencana BBM naik bulan April. Eee tadi pagi di pasar semua barang mulai beras, telur, cabe, gula, terigu, garam, susu, jagung sudah naik semua. Bagaimana ini Mbah Kyai?" kata Ning Siwen mengeluh.
"Ya itu ulah spekulan," sahut Guru Sufi tenang.
"Memang kebangetan spekulan itu," tukas Ning Siwen dengan nafas naik turun,"Mosok baru berita BBM naik, harga-harga sudah dinaikkan."
"Nanti menjelang hari H kenaikan BBM bersubsidi, barang-barang naik lagi." kata Guru Sufi.
"Padahal, upah buruh tidak naik. Ini benar-benar kiamat bagi buruh," gerutu Ning Siwen.
"Tapi kita bisa dapat BLT ning," sahut Poniyem.
"BLT, apa itu?"
"Itu bantuan duit dari pemerintah bagi orang miskin yang kena dampak kenaikan BBM," sahut Poniyem.
"Woo seperti dulu ya?" sahut Ning Siwen gembira,"Dulu aku sempat dapat BLT tiga kali. Wah enak ya. Pemerintah memang baik hati."
"Iya, memang dermawan dan murah hati pemerintahan sekarang ini."
"Kita harus mendukung pemerintah yang baik hati," kata Ning Siwen.
"Iya bagi-bagi duit ke orang miskin."
"Gaji PNS juga akan naik ya?" kata Ning Siwen.
"Iya."
"Memang huebat benar pemerintah ya Yem."
"Hebat memang hebat," sahut Guru Sufi melangkah masuk,"Tapi sebagai balas budi, kalian harus milih partainya pemerintah dalam pemilu mendatang."
"Apa? Milih partai pemerintah, Mbah Kyai?" sahut Ning Siwen dengan mata melotot,"Ora sudi."
"Lho kenapa, kan katamu mendukung pemerintah?' kata Guru Sufi
"Pemerintahnya saya dukung, Mbah Kyai. Tapi partainya, emoh saya. Orang pemuka-pemuka partainya pada korup gitu," sahut Ning Siwen sinis.
Guru Sufi ketawa dan masuk ke kamar. Di dalam kamar, ternyata isterinya tampak murung. Sewaktu ditanya, Bu Nyai menjawab bahwa duitnya kurang waktu belanja ke pasar. "Bagaimana lagi, barang-barang sama naik," kata Bu Nyai
"Ya itu ulah spekulan," sahut Guru Sufi tenang.
"Memang kebangetan spekulan itu," tukas Ning Siwen dengan nafas naik turun,"Mosok baru berita BBM naik, harga-harga sudah dinaikkan."
"Nanti menjelang hari H kenaikan BBM bersubsidi, barang-barang naik lagi." kata Guru Sufi.
"Padahal, upah buruh tidak naik. Ini benar-benar kiamat bagi buruh," gerutu Ning Siwen.
"Tapi kita bisa dapat BLT ning," sahut Poniyem.
"BLT, apa itu?"
"Itu bantuan duit dari pemerintah bagi orang miskin yang kena dampak kenaikan BBM," sahut Poniyem.
"Woo seperti dulu ya?" sahut Ning Siwen gembira,"Dulu aku sempat dapat BLT tiga kali. Wah enak ya. Pemerintah memang baik hati."
"Iya, memang dermawan dan murah hati pemerintahan sekarang ini."
"Kita harus mendukung pemerintah yang baik hati," kata Ning Siwen.
"Iya bagi-bagi duit ke orang miskin."
"Gaji PNS juga akan naik ya?" kata Ning Siwen.
"Iya."
"Memang huebat benar pemerintah ya Yem."
"Hebat memang hebat," sahut Guru Sufi melangkah masuk,"Tapi sebagai balas budi, kalian harus milih partainya pemerintah dalam pemilu mendatang."
"Apa? Milih partai pemerintah, Mbah Kyai?" sahut Ning Siwen dengan mata melotot,"Ora sudi."
"Lho kenapa, kan katamu mendukung pemerintah?' kata Guru Sufi
"Pemerintahnya saya dukung, Mbah Kyai. Tapi partainya, emoh saya. Orang pemuka-pemuka partainya pada korup gitu," sahut Ning Siwen sinis.
Guru Sufi ketawa dan masuk ke kamar. Di dalam kamar, ternyata isterinya tampak murung. Sewaktu ditanya, Bu Nyai menjawab bahwa duitnya kurang waktu belanja ke pasar. "Bagaimana lagi, barang-barang sama naik," kata Bu Nyai
You have read this article with the title Baru Rencana BBM Naik, Barang-2 sudah meroket. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/10/baru-rencana-bbm-naik-barang-2-sudah.html. Thanks!
No comment for "Baru Rencana BBM Naik, Barang-2 sudah meroket"
Post a Comment