Babu, Ksatria, Kacung, Jongos Sama Makna Lain Istilah

oleh Agus Sunyoto

      Usai shalat Asyar, tanpa hujan tanpa angin Sufi Jadzab tiba-tiba ketawa terpingkal-pingkal. Para sufi yang baru keluar dari mushola mengerutkan kening. Tidak faham dengan tindakan spontan Sufi Jadzab. Dullah yang heran tak kuat menahan diri untuk tidak bertanya. Dengan suara ditekanb ia bertanya,”Ada apa mbah sampeyan kok mendadak ketawa terbahak-bahak?”

    “Itu aku lihat kacung sombong mengira diri jadi raja,hue he he,” Sufi Jadzab terbahak dengan tubuh terguncang-guncang,”Aku juga lihat babu diobral murah..Hue he he.. ayo obral babu Indonesia, murah saja..300 ringgit.”

    “Apa maksudnya mbah?” Tanya Dullah belum  faham.

    Sufi Jadzab tiba-tiba mendekati white board dan menyambar spidol hitam. Lalu dengan sigap ia mencoretkan spidol hitam itu menulis sederet kalimat dalam Bahasa Inggris:

    Indonesian maid now  on SALE!!! Fast & Easy Application!! You can rest and relax!! Only RM 300!!

    “Lho mbah, siapa yang ngobral babu seharga 300 ringgit Malaysia?” sergah Dullah.

    Sufi Jadzab tidak menjawab. Ia hanya ketawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

    “Apa itu maksudnya mbah?” sergah Dullah penasaran.

    “Itu tetangga sebelah negeri kita, orang Malaysia ngobral babu Indonesia,” sahut Sufi Sudrun menunjuk ke white board,”Tulisan ‘Indonesian maid now on SALE!!’itu  dipajang di spanduk-spanduk, brosur-brosur, pamplet-pamflet, baliho-baliho di jalanan-jalan Kuala Lumpur, Johor Bahru, Penang, Kuching, Kinabalu, hingga kota kecil Segamat.”

    “Masya Allah, itu kan sama dengan jual budak jaman kuno?” gumam Dullah.

    “Itu justru bukti bahwa bangsa kita adalah bangsa babu dan menjadi babunya bangsa-bangsa,” kata Sufi Sudrun menarik nafas panjang.

    Ketika Dullah akan bertanya, Sufi Jadzab ketawa terpingkal-pingkal memegangi perut sambil mencoretkan spidol ke white board, menulis sebaris kata “Knight Great  Cross Order of the Bath”. Setelah itu  ia menulis Centeng, Marsose,  Queen’s Bodyguard, Kacung, Jongos.

    “Apa lagi itu mbah?” tanya Sukiran menyela.

    Dullah menyahut,”Itu kan gelar ksatria dari Kerajaan Inggris.”

    “Artinya apa kang?”

    “Knight itu artinya KSATRIA.”

    “Great Cross itu apa artinya?”

    “Salib Besar.”

    “Order artinya apa?”

    “Titah.”

    “Bath?

    “Mandi.”

    “Hua ha ha,” sahut Sufi Sudrun terbahak,”Kalau begitu maknanya apa, Dul?”

    “Ya Ksatria Salib Besar yang menerima titah  untuk mandi,” sahut Dullah sekenanya.

    “Hua ha ha,” Sufi Sudrun terkekeh,”Pelajaran Bahasa Inggrismu dapat berapa Dul?”

    “He he he dulu dapat enam kang.”

    “Itu gelar terhormatkah kang?” tanya Sukiran.

    “Ya jelas, itu kan gelar untuk ksatria Inggris?” sahut Sufi Sudrun.

    “Tapi simbah kok nulis centeng, marsose, Queen’s Bodyguard, Kacung, Jongos?”

    “Ya orang jadzab boleh mikir apa saja.”

    “Oo begitu ya,” Sukiran garuk-garuk kepala,”Tapi omong-omong, tinggi mana gelar Knight Great Cross Order of the Bath dengan gelar Queen?”

    “Ya tinggi Queen toh Ran,” kata Sufi Sudrun,”Lha wong gelar  Knight   itu saja masih kalah tinggi dengan gelar Duke, Prince, Lord.”

    “Woo begitu ya?” Sukiran geleng-geleng kepala.

    “Lha kalau kepala Negara sebuah negara diberi gelar itu oleh ratu inggris, berarti kedudukan kepala Negara itu lebih rendah dari ratu Inggris, begitukah kang logikanya?” gumam Sukiran.

    “Bukan saja lebih rendah, Ran,” sahut Dullah menyahut,”Tetapi Knight juga harus setia kepada ratu Inggris.”

    “Aduh mati aku,” Sukiran menampar keningnya keras-keras sambil berseru,”Kasihan sekali nasib bangsaku! Kasihan sekali nasib negaraku!”
You have read this article with the title Babu, Ksatria, Kacung, Jongos Sama Makna Lain Istilah. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/11/babu-ksatria-kacung-jongos-sama-makna_1831.html. Thanks!

No comment for "Babu, Ksatria, Kacung, Jongos Sama Makna Lain Istilah"

Post a Comment