Pocong dan Post-Modernisme

Sufi Kenthir  dan Dullah yang pergi  ke Jakarta ingin  membeli komponen CPU yang murah. Setelah ke Mangga Dua, mereka masuk ke   ITC Roxy. Namun saat keluar, mereka  dibuat heran dengan kerumunan orang-orang yang berbondong-bondong di jalanan  melewati  pohon yang tumbuh di Jl. Subur Raya di seberang ITC Roxy.

          Setelah tanya ini dan itu seputar  orang-orang yang sebagian memotret pohon,  Sufi Kenthir diberitahu bahwa  orang-orang yang datang dari penjuru ibukota  itu ingin menyaksikan hantu pocong dan kuntilanak yang kabarnya bermain-main di pohon itu. “Katanya, tiap habis maghrib, pocong dan kuntilanak itu terlihat di situ,” kata seorang pemuda yang ditanya.

         “Hmm,” gumam Sufi Kenthir  menepuk bahu Dullah sambil berkata,”Pada  era global di sebuah ibukota negara modern di tengah derasnya arus teknologi canggih, isu hantu masih sangat kuat menarik perhatian publik. Menurutmu, ini fenomena apa Dul?”

         “Apa ini yang disebut Post-Modernism?” sahut Dullah.

         “Kayaknya tidak tepat.” Kata Sufi Kenthir.

        “Kenapa tidak tepat?”

          “Karena masyarakat kita belum pernah menjadi modern. Jadi tidak bisa disebut post-modernisme,” kata Sufi Kenthir.

         “Kalau Post-Tradisionalisme bagaimana?”

         “Post-Tradisionalis itu kan modern. Padahal, masyarakat kita belum bisa disebut modern.”

         “Lha kalau begitu, bagaimana ini kang?” tanya Dullah ingin tahu.

        “Itu artinya, ilmu-ilmu sosial positivis yang dikembangkan Barat tidak cukup memadai untuk menjelaskan semua fakta sosial beserta kompleksitas permasalahan yang ada di dalamnya.”

        “Jadi?”

        “Bukan fenomena masyarakat kita yang aneh, tapi justru ilmunya yang kurang memadai untuk menjelaskan fenomena perubahan masyarakat dari zaman ke zaman apalagi jika menggunakan pandangan dogmatis yang diletakkan Auguste Comte dalam teori tiga tahap peradaban manusia yang sudah lapuk itu,” kata Sufi Kenthir menjelaskan.
You have read this article with the title Pocong dan Post-Modernisme. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/10/pocong-dan-post-modernisme.html. Thanks!

No comment for "Pocong dan Post-Modernisme"

Post a Comment