Kamis sore, Saipul didampingi Dullah menghadap Guru Sufi yang sedang berbincang-bincang dengan Sufi tua, Sufi Sudrun, Sufi Kenthir, dan Sufi Senewen di teras musholla. Dengan terbata-bata Saipul menceritakan jika kemarin ia baru saja menjenguk kakaknya yang ditawan di tahanan korupsi karena tuduhan korup. Berdasar kesaksian kakaknya, Saipul minta pendapat para sufi khususnya Guru Sufi. "Kata mas saya, Bu Hartati sering berteriak-teriak di selnya, mencaci-maki dan mengumpat-umpat pemimpin yang dianggapnya tdk bertanggung-jawab. Sudah disetori duit 86 miliar, masih juga Bu Hartati dijebloskan ke bui," kata Saipul.
"Haha, menyanyi juga dia," sahut Sufi tua terkekeh-kekeh,"Itu didengar para tahanan lain. Itu persaksian."
"Berarti pemimpin yang disetori duit 86 miliar itu tidak tanggung jawab. Benar-benar tidak tanggung jawab. Karena hanya menjadikan Hartati sebagai terhukum," sahut Dullah.
"Tapi ada yang lebih aneh," tukas Saipul.
"Apa itu?" tanya Sufi Kenthir ingin tahu.
"Bu Hartati malah dikawal Kill Bill."
"Kill Bill siapa? Apa Kill Bill yang di film?" tanya Dullah.
"Itu loh, Kill Bill perempuan hebat yang memimpin penyerangan ke RSPAD.."
"Lha memangnya ada apa di sel tahanan kok pakai dikawal segala?" tanya Sufi tua.
"Kill Bill melarang Bu Hartati untuk makan dan minum sebelum dicicipinya. Setelah makanan dan minuman untuk Bu Hartati dicicipi Kill Bill, setengah jam kemudian baru boleh dimakan dan diminum," sahut Saipul.
"Maksudnya?" tanya Dullah ingin tahu.
"Ya kalau setelah makan dan minum Kill Bill sekarat, Bu Hartati tinggal berteriak-teriak karena ada usaha meracuninya," kata Saipul.
"Yang mengatur itu pasti orang punya kekuasaan luar biasa di negeri ini," tukas Sufi tua.
"Maksudnya?" Saipul belum faham.
"Ya bisa memasukkan Kill Bill, tahanan kriminal ke tahanan korupsi itu mana bisa terjadi kalau bukan orang pejabat tinggi yang punya kekuasaan sangat besar," sahut Sufi tua.
"Oo begitu ya."
"Siapa kira-kira ya orang itu?" tanya Saipul.
"Mungkin pejabat yang disetori 86 miliar itu..."
"Bisa juga pejabat yang menjaga kemungkinan Bu Hartati diracun oleh dia yang disetori 86 miliar."
"banyak kemungkinan terjadi..."
"Yang pasti, hukum dibuat mainan."
"Haha, menyanyi juga dia," sahut Sufi tua terkekeh-kekeh,"Itu didengar para tahanan lain. Itu persaksian."
"Berarti pemimpin yang disetori duit 86 miliar itu tidak tanggung jawab. Benar-benar tidak tanggung jawab. Karena hanya menjadikan Hartati sebagai terhukum," sahut Dullah.
"Tapi ada yang lebih aneh," tukas Saipul.
"Apa itu?" tanya Sufi Kenthir ingin tahu.
"Bu Hartati malah dikawal Kill Bill."
"Kill Bill siapa? Apa Kill Bill yang di film?" tanya Dullah.
"Itu loh, Kill Bill perempuan hebat yang memimpin penyerangan ke RSPAD.."
"Lha memangnya ada apa di sel tahanan kok pakai dikawal segala?" tanya Sufi tua.
"Kill Bill melarang Bu Hartati untuk makan dan minum sebelum dicicipinya. Setelah makanan dan minuman untuk Bu Hartati dicicipi Kill Bill, setengah jam kemudian baru boleh dimakan dan diminum," sahut Saipul.
"Maksudnya?" tanya Dullah ingin tahu.
"Ya kalau setelah makan dan minum Kill Bill sekarat, Bu Hartati tinggal berteriak-teriak karena ada usaha meracuninya," kata Saipul.
"Yang mengatur itu pasti orang punya kekuasaan luar biasa di negeri ini," tukas Sufi tua.
"Maksudnya?" Saipul belum faham.
"Ya bisa memasukkan Kill Bill, tahanan kriminal ke tahanan korupsi itu mana bisa terjadi kalau bukan orang pejabat tinggi yang punya kekuasaan sangat besar," sahut Sufi tua.
"Oo begitu ya."
"Siapa kira-kira ya orang itu?" tanya Saipul.
"Mungkin pejabat yang disetori 86 miliar itu..."
"Bisa juga pejabat yang menjaga kemungkinan Bu Hartati diracun oleh dia yang disetori 86 miliar."
"banyak kemungkinan terjadi..."
"Yang pasti, hukum dibuat mainan."
You have read this article with the title Tahanan Kriminal Masuk Tahanan Korupsi. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/10/tahanan-kriminal-masuk-tahanan-korupsi.html. Thanks!
No comment for "Tahanan Kriminal Masuk Tahanan Korupsi"
Post a Comment