Saat usai tawaf saya celingukan mencari sepatu yg hilang, di tengah kegaduhan sekumpulan ibu-ibu asal Turki yg sandal dan sepatunya juga hilang, sy ketemu Syamsul, sahabat lama yg sudah bekerja menjadi TKI selama 17 tahun. Menurut Syamsul, jaringan GALI (istilah untuk pelaku kriminal khas Surabaya) pencuri sandal itu satu lingkaran dengan preman Hajar Aswad. Jadi kalau ke Masjidil Haram sebaiknya pakai sandal jepit murahan.
Menunggu shalat Maghrib saya dan Syamsul shalat sunnah bersebelahan. Usai shalat sunnah, tiba-tiba Syamsul pamit akan ke belakang, karena akan batal wudhu, kentut, maksudnya. Kira-kira 20 menit Syamsul kembali. Waktu saya tanya kenapa akan kentut harus keluar masjid? Dengan polos ia mengatakan bahwa Masjidil Haram adalah tempat suci. Tidak pantas dan berdosa orang kentut di tempat suci. "Jadi kalau kentut ya harus keluar masjid," katanya polos.
Subhanallah! Satu manusia ini religiositasnya sangat tinggi sampai buang angin pun merasa tidak pantas di tempat yang ia anggap suci. Ini ciri-ciri orang muttaqin, yaitu orang yg meyakini terhadap hal-hal yg gaib. Meski ka'bah hanya berupa tumpukan batu, tetapi ia yakin ada Yang Mahagaib (Al-Bathiin) yang meliputinya hingga daerah sekitarnya yang disebut Masjidil Haram hingga Makkah al-Mukaramah masih dilingkari kesuciannya. Sungguh, ini berbeda dengan preman-2 Hajar Aswad dan para gali pencuri sandal dan sepatu di Masjidil Haram, yang kayaknya hati mereka itu sudah tawar, hambar, hampa dari sentuhan kegaiban yang menandai qalbu orang muttaqin sehingga mereka itu tidak dapat lagi menangkap hakikat kegaiban yg suci di balik bentuk fisik Ka'bah batu itu.
Menunggu shalat Maghrib saya dan Syamsul shalat sunnah bersebelahan. Usai shalat sunnah, tiba-tiba Syamsul pamit akan ke belakang, karena akan batal wudhu, kentut, maksudnya. Kira-kira 20 menit Syamsul kembali. Waktu saya tanya kenapa akan kentut harus keluar masjid? Dengan polos ia mengatakan bahwa Masjidil Haram adalah tempat suci. Tidak pantas dan berdosa orang kentut di tempat suci. "Jadi kalau kentut ya harus keluar masjid," katanya polos.
Subhanallah! Satu manusia ini religiositasnya sangat tinggi sampai buang angin pun merasa tidak pantas di tempat yang ia anggap suci. Ini ciri-ciri orang muttaqin, yaitu orang yg meyakini terhadap hal-hal yg gaib. Meski ka'bah hanya berupa tumpukan batu, tetapi ia yakin ada Yang Mahagaib (Al-Bathiin) yang meliputinya hingga daerah sekitarnya yang disebut Masjidil Haram hingga Makkah al-Mukaramah masih dilingkari kesuciannya. Sungguh, ini berbeda dengan preman-2 Hajar Aswad dan para gali pencuri sandal dan sepatu di Masjidil Haram, yang kayaknya hati mereka itu sudah tawar, hambar, hampa dari sentuhan kegaiban yang menandai qalbu orang muttaqin sehingga mereka itu tidak dapat lagi menangkap hakikat kegaiban yg suci di balik bentuk fisik Ka'bah batu itu.
You have read this article with the title Beda Orang Taqwa. You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/10/beda-orang-taqwa.html. Thanks!
No comment for "Beda Orang Taqwa"
Post a Comment